Jumat, 15 Januari 2010

Khotbah Sholat Jum'at Islamic Center Samarinda

"USAHA MENSEJAHTERAKAN USIA"

Oleh : H. Agusty Samad

Samarinda, 15 Januari 2010.
Marilah kita senantiasa berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwa kita kepada Allah, dengan melaksanakan segenap perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Mudah-mudahan kita termasuk dalam golongan hamba-hamba Allah yang mendapat ridho-Nya dan berada dalam naungan rahmat-Nya.
Berbahagia hidup di dunia dan selamat pula hidup di akhirat nanti. Sebagai do'a yang selalu kita mohonkan kepada Allah :
"Ya Allah, berilah kami kehidupan yang baik di dunia dan diakhirat. Dan hindarkan kami daripada siksa api neraka" (QS. Al-Baqarah:201)

Sholawat dan salam semoga akan tetap tercurah kepada junjungan umat Muhammad SAW, untuk segenap keluarga keluarga serat para sahabat-sahabat beliau tercinta, serta kita umat yang tetap setia dengan ajarannya yakni agama Islam.
Allah berfirman di dalam Kitab sucinya (Al-Quran) sbb:
"...dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergulirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah dapat membedakan orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir, dan dijadikannya sebagian kamu sebagai saksi, atau (sebagai syuhada). Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim". (QS. Ali Imran : 140)



Ada kisah yang menarik untuk kita ambil hikmahnya yang terjadi ratusan tahun yang lalu yaitu :
Pada suatu ketika dipenghujung pergantian tahun terjadi dialog singkat antara seorang kakek yang berumur 70 tahun dengan seorang penguasa dinasti kerajaan Bani Abbas di kota Baghdad sbb:
"Berapakah umur kakek?" tanya sang penguasa.
"Baru sepuluh tahun" jawab si kakek.
"Ah, jangan berolok-olok" sahut sang penguasa.
"Benar, umurku baru sepuluh tahun, tuan. Enam puluh tahun dari usiaku telah kuhabiskan dalam dosa dan pelanggaran agama. baru sepuluh tahun terakhir ini aku mampu mengisi hidupku dengan berbagai hal yang memakmurkannya, dalam bentuk berbuat taat kepada Allah; rajin sholat; suka menghadiri majlis ta'lim dan berusaha untuk menciptakan amal-amal sholeh, suka berkorban untuk kebaikan, dll" jawab si kakek.

Penjelasan si kakek di atas sungguh benar dan sejalan dengan hakikat pertanyaan sang penguasa. Karena apa? Karena kata umur, diambil dari akar kata yang sama dengan kata makmur. Sehingga keduanya harus menggambarkan kemakmuran serta kebahagiaan dan kesejahteraan jasmani dan rohani.
Bahkan lebih jauh dari itu, yaitu dalam hal panjang dan pendek umur/usia ini, Nabi Muhammad SAW menegaskan dengan sabda beliau :
"Sebaik-baik manusia ialah orang yang usianya panjang dan amalnya baik. Sejahat-jahatnya manusia ialah orang yang berusia panjang tetapi amal pekerjaannya buruk/jahat".

 Banyak diantara kita yang keliru dalam memahami penegasan Allah pada ayat berikut ini (yakni ayat34 Surah Al'Araaf)' Artinya : "Maka apabila telah datang waktunya (ajal), mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun, dan tidak dapat pula memajukannya barang sesaatpun".
Kesalahan tersebut menghantarkan kita kepada penolakan usaha untuk memperpanjang usia; atau mempersalahkan ungkapan/redaksional yang mengatakan "pemerintah telah berhasil menekan angka kematian penduduk dan memperpanjang harapan hidup manusia Indonesia".
Benar memang kita harus yakin bahwa umur berada di tangan Allah SWT, begitu pula dengan jodoh dan rejeki, serta pekerjaan yang akan dilakukan seseorang. Akan tetapi ini bukanlah harga mati, yang berarti usaha untuk memperpanjang usia tidak akan berhasil, atau tidak boleh sama sekali dilakukan. Bukan demikian yang dimaksudkan. Usaha akan berhasil bila direstui Allah SWT. Dalam arti kata, sesuai dengan sunatullah. Apapun usaha dan ikhtiar manusia, selama sejalan dengan sunatullah/kehendak Allah SWT pastilah akan berbuah termasuk di dalamnya usaha memperpanjang usia. Nabi SAW mengajarkan satu bentuk usaha tersebut dengan sabda beliau :
"Barangsiapa yang berkeinginan untuk diperluas rizkinya dan diperpanjang usianya, maka hendaklah ia menghubungkan silaturahmi".

Hadist nabi SAW ini sejalan maknanya dengan pendapat para dokter dan pengusaha yang memahami syariat Islam, yaitu : hindari stress dan jalin hubungan yang akrab, niscaya rejeki akan datang melimpah dan hidup akan menjadi tenang, sehingga usia dapat bertambah.
Sangat menarik, ketika diamati bahwa di dalam Al Qur'an tidak dijumpai satu kalimatpun yang dapat diterjemahkan dengan arti Saya (untuk arti Tuhan) dalam memanjangkan usia ! Redaksi yang digunakan Al Quran adalah kata Kami memanjangkan usianya, atau siapa yang diperpanjangkan usianya. Seperti dikemukakan oleh ayat 37 surah Fathir, ayat 68 surah Yasin dan ayat 96 surah Al Baqarah :

"...dan apakah kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berfikir bagi orang yang mau berfikir, dan apakah tidak datang kepada kamu pemberi peringatan?" (QS. Fathir:37)

"Dan barangsiapa yang kami panjangkan umurnya, niscaya kami kembalikan dia kepada kejadiannya, kembali menjadi lemah dan kurang akal. Maka apakah mereka tidak memikirkannya." (QS. Yassin:68)

"Masing-masing mereka ingin, agar diberi umur seribu tahun! Padahal umur yang panjang itu sekali kali tidak menjauhkannya dari siksa azab. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan." (QS. Al Baqarah:96)

Dapat dipahami bahwa bukankah redaksi ayat-ayat tersebut memberikan kesan bahwa manusia dapat saja mempunyai keterlibatan dan usaha demi memperpanjang atau memperpendek usianya. Ternyata kita masih harus belajar dan berusaha / bekerja sendirian. FirmanNya memperingatkan:
"Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali mereka sendiri yang merubahnya" (QS. Ar Rasid:11)
Nabi SAW juga memperingatkan dengan sabda beliau, artinya "Ikatlah terlebih dahulu untamu, kemudian serahkan (sisa usaha menjaganya) kepada Allah SWT, baru masuk ke dalam masjid".

Marilah kita berusaha untuk memperoleh usia yang panjang dan umur yang banyak berkahnya, baik untuk diri kita maing-masing, untuk kelompok dan masyarakat kita, bahkan bagi umat manusia seluruhnya! Demikian bunyi hadist Rasulullah SAW yang artinya :"Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk manusia"
Terutama sekali bila kita kaitkan dengan pergantian tahun baru Islam, tahun 1430 H ke 1431 H dan juga pergantian tahun Miladiyah dari tahun 2009 ke tahun 2010.

Dalam kehidupan sehari-hari, yang ditandai dengan pergantian hari, minggu, bulan dan tahun; kita pasti menghadapi berbagai persoalan. Suatu ketika dihadapkan kepada hal-hal yang sulit untuk menentukan sikap. Menimbulkan keraguan antara memilih, mana yang baik dan mana yang buruk; mana yang halal dan mana yang haram! Ada istilah 3H = Halal Haram Hantam, yang penting tujuan dapat tercapai, kalau perlu dilakukan secara berjamaah, seperti perbuatan korupsi, dll. Akan tetapi Allah memberikan tuntunan hidup yang pasti kebenarannya, berupa agama Islam. D dalamnya tersimpul ajaran-ajaran yang menuju kehidupan yang berkah; kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Umat Islam dituntut oleh agamanya agar tetap berpegang dengan tali Allah dan jangan sampai menjerumuskan diri kepada hal-hal yang mengundang murka Allah betapapun sulitnya menjalani tahun-tahun kehidupan ini sesuai dengan usia yang dimiliki.

Firman Allah memperingatkan : "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri kedalam kebinasaan".
Akan tetapi berdoalah setiap waktu dengan kalimat "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu ) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat." QS. Al Fatihah :6-7

Oleh sebab itu, berbahagialah hamba Allah yang mendapatkan nikmat umur yang panjang dan mengisinya dengan amal shaleh, serta dengan perbuatan-perbuatan yang sejalan dengan tuntunan Allah dan RasulNya Muhammad SAW. Sebaliknya celakalah hamba-hamba Allah yang sudah beroleh nikmat umur panjang namun hanya digunakan untuk berbuat kejahatan dan maksiat.
Nabi SAW bersabda :
"Barangsiapa yang keadaan hari sekarangnya, lebih baik daripada hari kemarin, ia termasuk orang yang beruntung. Dan barangsiapa yang hari ininya sama dengan hari kemarinnya, ia termasuk orang yang merugi! Dan barangsiapa yang hari ini lebih jelek daripada hari kemarin, maka ia adalah orang yang celaka."


Tidak ada komentar:

Posting Komentar